Biasanya ketika menentukan judul tulisan, saya selalu di akhir menunggu semua draft tulisan kelar. Tapi, khusus untuk postingan kali ini saya sudah menemukan langsung judulnya ketika kejadian ini bermula. Dan rasanya tidak sabar saja bertemu dengan laptop sahabat passion saya. Sekedar postingan curhat biasa sih, tapi harapan saya semoga berhasil menghilangkan rasa sesak dalam diri.
Jadi, hari ini 11 Maret 2017 di sekolah adek Jo mengadakan outing class ke Kidzania mengingat tema bulanan di sekolahnya TK MULTI Intelegensia Islamic School Cipondoh Tangerang adalah profesi. Insyaallah akan saya tuliskan secara terpisah ya. Karena mood nulisnya pasti beda yang itu dan yang ini. Why?? Karena akhirnya keseruan saya happy- happy siang tadi BUYAR begitu saja ketika ada 2 orang emak-emak penyerobot dalam antrian begitu saja.
Seperti yang kita tahu kalau bermain dan masuk dalam segala macam profesi di Kidzania itu harus sabar dengan waktu bermain yang telah ditentukan dong ya. Misal kita masuk ke rumah kaca yang didesain untuk profesi dokter gigi ataupun profesi karyawan pabrik dll pasti akan memiliki waktu bermain yang berkisar antara 20-25 menit dengan batasan jumlah peserta dan jumlah anak tertentu.
Nah siang tadi Silver Queen factory adalah pilihan bermain ketiga adek Jo CS. Wuihh ternyata masih 15 menitan lagi kita harus menunggu yang bermain di dalam. Sudahlah karena masih lama dan khawatir anak-anak bete kita foto-foto lah ya masih di dekat situ yang berjarak hanya satu meter dari pintu masuk tuh "pabrik".
Ada sekitar 10 orang lho, kami yang menunggu disitu. Pas untuk satu kali permainan "belajar membuat coklat". Tentunya si mbak petugas sudah ngamatin kami yang sedang antri dong ya, ngelirik dia dari dalam tapi tidak keluar untuk menyusun list nama-nama peserta permainan berikutnya.
Dan dengan tiba-tiba ada 2 orang emak-emak satu berbadan kurus berjilbab putih berbaju biru dan satu berbadan gemuk dan berkacamata, seenaknya langsung datang dan membikin barisan sendiri untuk 3 anak-anak mereka yang seolah-olah paling depan.
Helllllloooooooooo, anaknya ga diajarin antri ya bu (dalam hati kami semua), iyalah ya gila aja ini tempat umum masa iya saya harus memperingatkan dia yang sudah bukan anak-anak lagi dan terlihat umurnya lebih tua dari saya. Apalagi anaknya berusia jauh lebih besar dari anak TK yang masih unyu-unyu ini, sudah menyerobot antrian dan ga mau ngalah pula. Capek deh 😣.
Helllllloooooooooo, anaknya ga diajarin antri ya bu (dalam hati kami semua), iyalah ya gila aja ini tempat umum masa iya saya harus memperingatkan dia yang sudah bukan anak-anak lagi dan terlihat umurnya lebih tua dari saya. Apalagi anaknya berusia jauh lebih besar dari anak TK yang masih unyu-unyu ini, sudah menyerobot antrian dan ga mau ngalah pula. Capek deh 😣.
Akhirnya 5 detik berikutnya setelah "mereka" berbaris dengan cantiknya keluar lah tuh si mbak petugasnya. Dan langsung nyolot ketika saya konfirm "Mbak, ini kan baru datang, harusnya anak kami dulu dong yang diutamakan" Ehh dengan cuek tuh orang bilang "salah sendiri anak ibu tidak baris, jadi kami harus mendahulukan yang rapi berbaris" saya dengan gedhek langsung jawab lagi dong ya dan diapun masih membela diri juga dengan lagaknya, akhirnya perdebatan singkat itupun terjadi pada kami. Padahal dia tahu barisan kuning ini, sudah diam di depan kaca sambil ketawa ketiwi.
Pengen pergi sebenarnya saya, tapi ga enak sama teman wali murid yang lainnya. Karena kalo saya pergi berarti saya ga ada bedanya sama tuh emak penyela yang cemen dan tanpa merasa berdosa. Apalagi melihat adek Jo yang juga udah enak banget pengen nikmati tuh main pabrik coklat.
Dan petugas nyinyir itu langsung mencatat 10 anak yang berhak main di sesi berikutnya. Otomatis 3 orang teman adek Jo berpencar ke profesi yang lain. Kesel sudah pasti dong ya, marah iya juga, emosi doang nih yang ga tersalurkan makanya saya mau sesekali juga pengen nyinyir di blog. Karena ini attitude seseorang yang nilainya mulai luntur di negeri ini.
Sampai mama wali murid yang lain bilang "ini kan tempatnya orang kelas menengah ke atas, otaknya tuh kemana sih ini ibu" tuh kan tidak cuma saya yang kesel, trus juga ada yang bilang "gila tuh orang, anaknya kagak diajarin antri apa, kan kita udah 15 menit lho disini" ehhh masih juga ada lagi ayah dari teman adek Jo juga yang bilang "tahu tuh, datang-datang nyelakkk aja!!!!"
Hello ibu berkacamata dan berbadan endut juga temannya yang berjilbab putih dan berbaju biru, sadar ga sih kelakuan kalian itu "membikin eneg" kami semua. Saya lihatin saja orangnya dan dia sadar telah bikin nyesek, makanya dia pergi menghindari kami dan pilih duduk di balik tembok tuh pabrik. Kebanyakan kata-kata yang saya dengar dari "pelajaran drama" di hari itu adalah adanya didikan budaya antri dari orangtua untuk anak sedini mungkin.
Padahal dia tahu lho, kami fotonya hanya berjarak 1 meter dari pintu masuk dan itupun juga sudah bersabar menunggu giliran yang datang. Kesel juga tuh sama petugasnya yang songong, dan ga mau kalah. Tidak ramah dengan tamu yang datang.
Berharap sih pengennya ditegur saja sama atasannya pas ada orang Kidzania yang ga sengaja nemuin artikel ini. Karena saya tidak ingin dengan perlakuan petugas itu juga mendatangkan kekecewaan yang lebih juga untuk para tamu yang lainnya nanti.
Yang kami sesalkan dari sikap petugas factory ini adalah tidak menginfokan pada si penyusup itu untuk bersabar dan antri di belakang barisan kuning yang sudah datang terlebih dahulu sebelum dia dan 3 anak yang dibawanya datang. Padahal dia sendiri melihat dengan jelas. Bahwa adek Jo dan teman-temannya sudah berbaris dan memegang kaca sembari melihat kegiatan yang ada di dalamnya.
Atau bisa juga mungkin disiapkan kursi kecil untuk mengantri, supaya anak-anak tidak berdiri dan mengalami kejenuhan karena capek berdiri dan menunggu di setiap rumah profesi yang ada disana.
Well setelah ada "drama antrian" itu pun mbak petugas langsung menuliskan list nama untuk peserta berikutnya ketika adek Jo CS sudah masuk ke dalam untuk berprofesi ke dalamnya. Dan itu terjadi hanya berselang 5 menit setelah rombongan berikutnya mengantri dengan berantakan juga.
Apa kabar dengan kami mbak, yang sudah 15 menit engkau biarkan tanpa dilist dan langsung saja kau support si emak penyelah itu. Ahhh mudah-mudah an tidurmu tetap nyenyak ya mbak meski kamu tahu 10 orang tamu Kidzania hari ini ini telah juga kau rusak mood happy nya.
Dan untuk anda emak penyelah 😡 asal tahu aja ya, budaya antri harus tetap kau ajarkan lho buat anak-anakmu. Budaya bersabar dan berproses dalam setiap hasil pada tahap kehidupan anakmu. Kalau dari kecil saja kau biarkan mereka menyela dan tidak mau membiasakan antri di setiap gerak kehidupannya. Maka jangan aneh jika kelak ketika dewasa engkau mendapati anakmu seenaknya sendiri dan sewenang-wenang terhadap siapapun.
Padahal Saya Yakin, Kalau Ke 2 Anakak ini Diajarkan Dengan Baik Untuk Mengantri, Pasti Juga Mereka Mau Kog |
Pesan saya buat pembaca yang sudah menjadi orangtua atau kelak akan menjadi orangtua, didiklah anak-anak dengan sebaik mungkin dalam segala hal. Termasuk juga dengan budaya mengantri yang merupakan salah satu kebaikan kecil. Ingat ya, hasil didikan anak kita di waktu kecil akan tercermin ketika mereka dewasa kelak. Seperti apa hasilnya, tergantung hasil didikan anda lho sedari kecil.
Jangan kaget juga suatu saat ketika anda telah berdiri selama 15 menit-an akan ada juga orang yang tiba-tiba datang menyela seenak udelnya, persis seperti apa yang anda lakukan pada kami tanggal 11 maret 2017 sekitar pukul 11.00 an wib di Silver Queen Factory Kidzania tanpa pembelaan apapun untuk anda mendapatkan haknya.
Terimakasih juga sudah membaca postingan penting ga penting ini. Paling tidak perasaan saya jadi plong ketimbang dipendem di dada lama-lama. Berharap juga akan ada pihak Kidzania yang mewakili tuh petugas songong untuk minta maaf pada kami, 10 orang tamu yang sudah dikecewakan di hari ini.
Salam hangat dari kami, orang-orang yang menginginkan budaya antri tetap terpelihara sedini mungkin.
NOTED : Kalau ingin pergi ke Kidzania Tipsnya adalah "sabar antri di setiap profesi dengan berdiri meskipun lumayan pegel kaki anak-anak"
Komentar
Semoga mba lebih bersabar hadapi orang seperti mereka