Sebuah Rasa Dalam Ikatan 13 Tahun


Waktu berjalan begitu cepat, waktu juga yang mempertemukan kita di kala itu. Di sebuah rumah sederhana yang engkau berpura-pura akan menelpon seseorang di depanku. Akupun menanggapimu biasa saja, cuma bisa tersenyum seperti aku meladeni customer lain yang juga melakukan hal yang sama setiap mereka mampir ke wartel milik orangtuaku. 

Keesokan harinya, ada seorang wanita paruh baya tetanggaku yang kini sudah almarhumah (semoga selalu terjaga dan husnul khotimah) meminta nomor HP ku pada ibu ku untuk mu. 

Saat itu, aku bingung dengan keadaan. Yang kutahu, sosokmu yang telah menginginkanku melihat sosokku setiap habis lebaran sudah manut saja saat Ibumu memilihkanku untukmu. Ibumu yang ternyata kini sangat teramat perhatian padaku menginginkanku untuk mendampingi sisa hidupmu. 

Proses pun berjalan cepat, seperti mengalir bagaikan air terjun yang menjatuhkan dirinya dari atas ketinggian dan terpelanting ke dasar dengan indahnya. November 2005 kita bertemu di wartel kecil milik ayahku, keesokan harinya kamu bertandang ke rumahku, tanpa aku tahu maksud dan tujuanmu, dengan hanya berlenggang seorang diri tanpa ditemani apapun dan siapapun ke ruang tamu yang jadi saksi pertemuan kita. 

Kala itu, aku masih duduk menjadi seorang mahasiswi di fakultas hukum universitas Brawijaya Malang. Tak banyak yang kau ceritakan padaku, selain diri dan tentang keluargamu sebatas pertanyaanku. 

Setelahnya kamu harus kembali menjalani kehidupanmu sebagai PNS di kota Tangerang. Akupun juga masih harus menyelesaikan SKS yang belum terjamah. Ditemani HP Nokia tye 3310 di jamannya yang kala itu sudah sangat canggih, menunggu sapaanmu dari jauh. 

Pas, di percakapan kita ketiga kalinya tanpa ba bi bu lagi kamu langsung menembakkan perasaanmu padaku. 'Kita nikah yuk!!' tanpa menyatakan aku suka atau aku sayang seperti gaya anak jaman now. Itulah kata kata yang hingga kini kalau aku ingat suka bikin senyum-senyum sendiri. 

Orang yang membuatku menjadi wanita istimewa di bulan berikutnya, dengan berkunjungnya keluargamu ke rumah orangtuaku untuk bersilaturahmi meminta anak ketiganya ini pada mereka. Akhir Desember 2005 pun menjadi bulan yang penuh kejutan buatku. Akupun masih belum paham juga, bagaimana rasanya seorang wanita itu diminta untuk dijadikan anggota keluarga di keluarga lainnya. 

Januari pun aku dan kamu bertemu meskipun prosesnya berjalan teramat marathon, membuat statusku berubah menjadi seorang mahasiswi biasa kini menjadi mahasiswi dengan status terikat dalam separuh agamaku. 

Kamupun mengiyakan saat tanggal 29 Januari 2006 menjadi tanggal yang berbeda dari teman-temannya. Hari Minggu, selepas sholat isya berjamaah kamu pun sudah menjadi peralih penanggung jawab ayahku. Dengan suara lantang kamu menyebutkan namaku di pengeras suara masjid Sunan Bonang Arjosari tempatku besar. 

Lega, bingung, senang, sedih, menangis, terharu, bahagia semua rasa bercampur menjadi satu setelahnya. Aku sama sekali tak pernah membayangkan sebelumnya bagaimana rasanya menjadi seorang ratu semalam seperti ini. 


Lega karena akhirnya Kamu yang berselisih usia denganku cukup jauh menemukanku, orang yang kau anggap pantas mendampingi sisa usiamu. Bingung karena, aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan setelah ini. Senang karena aku senang bisa membuat orang lain ikut tersenyum di pesta kita keesokan harinya. 
Sedih karena aku tahu kini bukanlah orangtuaku lagi yang menjadi utama dalam hidupku, Menangis karena aku sadar aku belum banyak membahagiakan kedua orangtuaku sebelum akhirnya kau 'mengambilku' dari nya. 
Terharu karena, aku bisa terpilih untuk kehidupan istimewamu. 
Bahagia, itulah kata yang pas untuk penutup rasaku malam itu. Bahagia karena aku bisa menjalankan hidupku dengan penuh warna per detik itu hingga kini. 

Iya hingga kini, 13 tahun telah kita lewati dalam suka maupun duka bersama. 13 tahun yang membuat aku harus belajar dewasa, 13 tahun yang membuat aku menjadi seorang wanita sempurna dengan hadirnya 2 lelaki kecil yang dititipkan Nya. 13 tahun yang membuatku tetap harus menjaga rasa ini untukmu. 13 tahun yang banyak kesalahan yang telah kulakukan padamu. 

Kata banyak orang, makin lama yang namanya rumah tangga itu berasa seperti kakak dan adek. Namun tidak bagi rasaku padamu, bagiku kamu tetaplah Imam terbaikku, bagiku kamu masih istimewa di mataku, dalam susah ataupun senang kamu tetap bisa membahagiakanku bersama 2 lelaki kecilku dengan caramu. 


Caramu yang unik tanpa pernah menyampaikan i love u atau aku sayang kamu. Menangisku selalu diredakan dengan bijaksanamu, sedihku pasti kau tahu bagaimana memperlakukanku disaat aku ingin meluapkannya. 

Ditemani air mata dalam ketikan keyboard laptop hadiah pemberianmu di ulang tahunku 3 tahun lalu membuatku ingin memelukmu erat. 

Maaf.........untuk segala kesalahan yang tercipta
Maaf.........untuk segala rasa yang kuciptakan selama ini 
Maaf.........untuk segala kesabaranmu menghadapiku, lelaki yang selalu menjaga privasiku dengan tidak ingin mengutak atik dompet juga HP ku 

Terimakasih..........sudah menjadi sosok Ayah yang baik buat 2 jagoanku 
Terimakasih..........sudah bertanggung jawab dengan semua kekuatanmu 
Terimakasih..........masih selalu menjaga rasa mu padaku

Semoga.........dirimu selalu sehat 
Semoga..........kehidupan kita menjadi lebih diberkahiNya dalam setiap langkah
Semoga..........13 tahun lalu, 13 tahun sekarang, 13 tahun yang akan datang, sampai 13 tahun yang entah sampai  kapan Allah mencukupkannya pada kita.

Ya Robb, satu pintaku. Jagalah rasa kami, di detik ini, seperti detik 13 tahun lalu hingga detik detik yang masih menjadi misteriMu.


Dalam linangan air mataku, menemanimu berbaring menikmati kepulihan ragamu dari lelah dan selimutmu. Biarlah meja bulat ruang tidur sederhana bercat biru pukul 08.21 ini menjadi saksi jatuhnya air mataku untukmu. Untuk rasa yang harus terjaga bagaimanapun kondisinya, sambil membayangkan bagaimana aku bisa selalu menjadi rasa istimewa di hatimu, sosok yang selalu sabar menjagaku. 

Dari aku, 
Sosok Wanita yang tidak sempurna untukmu dengan segala khilaf dan dosaku sepanjang 13 tahun ikatan ini.






Komentar

ucig mengatakan…
Selamat ya mba, semoga menjadi keluarga bahagia dunia akhirat yaa. Sudah 13 tahun ya mbaaa..lewat 10 tahun itu waah alhamdulillah, moga 13 tahun lagi ke depan lagi dan lagiiii..
Siwi Ragil mengatakan…
Aahhh..terharu akutuu 😍😍😍 langgeng selalu ya mba..semoga aku bisa merasakan apa yang mba rasakan sekarang "13 tahun" tentu bukan sesuatu yang mudah.. Bahagiaa terus ya mbaaa😘😘😘
tantiamelia.com mengatakan…
Alhamdulillah, selamat ulang tahun pernikahan ke 13. Semoga samawa.
Febrianty mengatakan…
Wahh iya, akupun ga nyangka 13 tahun ternyata cepet juga buat kami lewati bersama. Sepertinya baru kemaren saja. Terimakasih aamiin YRA semoga ya
Febrianty mengatakan…
Xixi ngetiknya pun sambil netesin air mata mulu, sampai netes-netes ke laptopnya . Aamiin YRA, iya semoga bisa ngelewatin juga ya 13 tahun nya bareng si Papi hehe. bahagia juga buat kamu
Febrianty mengatakan…
Aamiin, terimakasih Mak Neng
Qudsi Falkhi mengatakan…
Semoga bahagia sampai akhir hayat mbak, :)
Febrianty mengatakan…
Aamiin YRA, terimakasih doanya mbak
Helena mengatakan…
Prikitiuwww, selamat yaa masya Allah udah 13 tahun tapi masih ingat detail.