"Ahh, jadi komite itu ga enak udah capek, ngabisin tenaga, ngurusin banyak orang, kadang masih keluar duit sendiri ehhh dikomplain pula" mungkin sebagian besar orang tua murid akan berpendapat seperti itu. Ada benarnya juga sih, tapi tidak sepenuhnya betul bagi sebagian orang yang memiliki hobi berorganisasi seperti saya.
Saya masih ingat 2 tahun lalu tepatnya 2017 saat mas Gav baru setahun di tahun 2016 menjadi murid baru pindahan di SDIT Islamicity Tangerang (dia masuk dari kelas 2). Saat itu mas Gav masih duduk di bangku kelas 3, dan saya diminta langsung oleh pihak sekolah (yang diwakili oleh salah satu guru yang bernama Bunda Opi) untuk menjadi calon pengurus komite.
Entah apa dasarnya pihak sekolah memilih saya menjadi calon pengurus kala itu, yang jelas saya masih ingat betul ketika menemani tes mas Gav saat mendaftarkan diri di sekolah yang masih dalam tahap pembangunan ini. Pastinya ditanya seputar pengalaman organisasi dan cerita singkat seputar kegiatan komite TKIT Sahabat Quran dimana saya menjadi ketua komite pertama di sekolah TK baru itu.
MENGENANG KISAH PEMILIHAN PENGURUS KOMITE
Oke, hari yang ditunggu sekolah pun tiba, saat pengurus komite lama sudah selesai menunaikan tugasnya. Saya dan salah satu wali murid lain yang baru saja saya tahu di hari itu, bernama Bapak Ahmad Syaepi SE diminta berdiri di hadapan seluruh walimurid yang hadir(meskipun hanya berjumlah puluhan dari ratusan orangtua yang harusnya hadir selaku walimurid). Setelah memperkenalkan diri, dan berbicara singkat seputar visi misi menjadi pengurus komite sekolah. Maka voting pun berlangsung saat itu juga, bapak Ahmad Syaepi yang belakangan saya tahu adalah seorang pengusaha di bidang pembasmian hama ternyata adalah orangtua dari Hafidz teman sekelas mas Gav.
SayaFotoBareng Mas Gav dan Adek Jo Setelah Acara Hari Guru |
Lanjut.....suara pun dipilih dengan tunjuk jari saja dan dihitung jumlahnya. Alhasil suara saya pun tetap berjarak beberapa puluh dengan ayah dari 3 anak yang semuanya bersekolah di yayasan Islamicity ini. Akhirnya ditetapkan Bapak Ahmad menjadi ketua dan saya sekretarisnya. Secara ya, namanya lelaki memang sudah seharusnya menjadi seorang pemimpin. Dan kenyataannya beliau satu-satunya yang terganteng di antara kami semua selama 2 tahun ini 😁.
Ikon Terakhir Grup WA Pengurus Yang Akan Jadi Kenangan, Sebelum Dihapus
(Kiri Ke Kanan : Bu bendahara, Pak Ketua dan Saya selaku sekretaris Komite, saat foto bareng di backdrop komite)
|
Singkat cerita... seiring terlaksananya kegiatan demi kegiatan kami bertiga menjadi pengurus komite yang menemukan chemistry nya sembari berjalannya waktu, dengan dibantu oleh anggota komite lainnya yang terdiri dari pengurus kelas (ketua dan bendahara masing-masing kelas dari level 1-6 yang disebut sebagai anggota komite) kamipun merasakan menemukan keluarga baru di organisasi penting yang mengurus sekolah ini.
Semakin dekat dengan pihak pejabat sekolah seperti pihak yayasan, direktur pendidikan, kepala sekolah, maupun guru-guru yang memiliki kepentingan di setiap kegiatan yang melibatkan sekolah dengan komite.
Kenangan Saat Bareng Merayakan Kemeriahan HUT RI tahun 2018 |
Berfoto Setelah Menggelar Acara Persembahan Di Hari Guru Tahun 2018 |
Selanjutnya di tahun kedua kepengurusan kami tepat di 2018 satu demi satu permasalahan yang muncul pun berhasil kami selesaikan bersama meskipun dengan perasaan campur aduk (biarlah pengalaman ga enaknya hanya kami bertiga yang merasakan). Lagi-lagi mental yang kuat dibutuhkan dalam menjadi seorang pengurus komite, mengingat tidak mudah menghandle pendapat, kritik dan saran dari pemikiran sekitar 397an walimurid yang memiliki karakter yang berbeda-beda.
Salah Satu Kegiatan Tahunan Komite SDIT Islamicity, Menyiapkan Makan Sehat Bersama Untuk Seluruh Murid |
HINGGA PERGANTIAN PENGURUS PUN TIBA
Hingga di tahun ajaran awal 2019 saatnya kepengurusan kami berakhir, karena masing-masing periode kepengurusan hanya berlangsung selama 2 tahun saja. Oke, agak mundur dari jadwal sebenarnya untuk proses pemilihannya, rupanya sistem kali ini berbeda dengan awal saya terpilih dulu menjadi seorang sekretaris komite sekolah. Kali ini sekolah membentuk kepanitian pemilihan pengurus yang terdiri dari 4 orang. Ada 2 orang guru dari perwakilan sekolah (Bunda Opi dan Pak Mualim) dan juga 2 orang dari anggota komite yang bersifat netral dari perwakilan level atas (4,5,6) ada Bunda DImas dan level bawah (1,2,3) ada Bunda Alvin.
Kemudian sistem yang digunakan adalah metode pemilihan langsung melalui surat suara yang diedarkan ke setiap murid untuk orangtuanya, sistem seperti ini mengadopsi pemilihan langsung yang menjadi ciri khas demokrasi di negara kita.
Saya sangat setuju dengan mekanisme pemilihan baru seperti ini, karena selain menghemat budget juga pastinya akan bisa menyalurkan suara masing-masing walimurid memilih profil calon yang visi, misinya sesuai dengan hati nurani kecilnya.
Proses Pemilihan Pengurus Komite Yang Beda Dengan Periode Sebelumnya
|
Ada 5 calon yang sengaja kami (pengurus lama ajukan ke pihak sekolah, mengingat waktu pembukaan pendaftaran tidak ada satu pun nama calon yang masuk mengajukan diri menjadi pengurus komite baru). Akhirnya ada 5 nama calon yang kami ajukan ke sekolah, mereka adalah anggota komite selaku orang-orang potensial yang aktif terlibat dalam setiap kegiatan komite.
Orang-orang yang kami rasa bisa mendedikasikan diri dengan segenap tenaga dan kemampuan yang mereka miliki. Tapi entah kenapa 1 nama yang kami ajukan akhirnya mengundurkan diri, baiklah pertarungan pun berlanjut 4 nama ini pun terpampang nyata di surat suara yang diedarkan ke seluruh walimurid.
Hingga semakin mendekati proses penghitungan suara, saya pun juga berusaha menyiapkan kebutuhan dokumen untuk sertijab kali ini dengan penuh suka cita dan bahagia hingga tak sadar jam dinding pun menunjukkan pukul 02.00 dini hari.
Peristiwa Bersejarah, Saat Pengurus Lama dan Pengurus Baru Melakukan Penandatanganan Berita Acara Sertijab (Udah Mirip Pejabat Beneran Kan xixi) |
Tuh kan banyak juga persiapannya, sudah kayak sertijab beneran deh pokoknya wkwk (maksudnya supaya kepengurusan ke depan tinggal meneruskan sistem yang sudah ada dan berjalan supaya menjadi lebih baik demi kemajuan sekolah)
Siang harinya, terpilihlah nama Bunda Ilmi (kelas 2) dengan suara sekitar 137 yang kemudian secara otomatis menjadi ketua komite, selanjutnya ada Bunda Baim 121 suara (Bendahara Komite), Bunda Kenzo 53 suara (Sekretaris Komite) dan Bunda Azzam 13 suara (Bendahara ke 2). Ke 4 nama inilah yang akan meneruskan tongkat estafet kepengurusan dari kami.
LEGA, HARU, SENANG, BAHAGIA, SEDIH bercampur menjadi satu tepat di tanggal 14 Desember 2019 setelah Bunda Ilmi dan tim nya dinyatakan secara sah menjadi pengurus komite menggantikan saya dan pak ketua juga bu bendahara.
BAHAGIA akhirnya tugas berat saya selesai dengan banyak jejak yang telah kami tinggalkan. SEDIH inilah yang membuat saya berat, setiap kali harus berpamitan kepada pihak sekolah setiap meletakkan jabatan sebagi pengurus komite. Sama seperti 2x kepengurusan di tempat yang berbeda yaitu TK Mas Gav dan TK Adek Jo.
Saya juga sudah merasakan begitu dekat dengan Bunda Nur selaku kepala sekolah, meskipun hubungan kami tidak selalu berjalan mulus, tapi tetap saja seperti ada ketergantungan di antara satu dengan yang lain demi kebaikan perjalanan proses KBM dan keputusan yang terbaik untuk semua murid SDIT Islamicity.
Moment saat saya memberikan ucapan selamat sambil pelukan kepada Bunda Ilmi sosok ketua baru terpilih pun membuat saya terharu dan juga meneteskan air mata. Wanita yang saya kenal 4 tahun sebelumnya sebagai sesama walimurid teman TK Mas Gav ini membuat perasaan saya bahagia bercampur gembira.
Karena tugas berat itu kini telah usai dan tanggung jawab besar itupun beralih kepada alumnus jebolan Fakultas Tarbiyah Jurusan Supervisi pendidikan UIN ini (pas banget kan ya 😍) pastinya akan dibantu oleh tim di belakangnya yang hebat.
Jangan Ditanya Bagaimana Perasaan Saya Waktu Memeluk Bu Kepsek dan Ketua Baru hikshiks |
Di akhir acara parenting yang dihadiri oleh unit TKIT dan juga SMPIT itu, walimurid SDIT diminta untuk tetap stay dan lagi-lagi saya berurai air mata, bukan masalah mental yang kecil tapi perasaan haru seorang perempuan yang sedang hamil 8 bulan ini tidak dapat ditutupi lagi 😢.
Moment "pamit berpelukan" dengan kepala sekolah, moment bersalaman dengan teman-teman pengurus baru pun tak luput dari derai air mata. Memang betul kata pepatah "kita baru merasakan kehilangan, ketika orang itu pergi" tapi percayalah bahwa Jika ada orang itu pergi, bukan berarti kisahmu akan berakhir, karena yang berakhir adalah bagian mereka dalam kisah hidupmu. Begitupun dengan kisah akhir kepengurusan komite kali ini 😍.
Pemberian Kenang-Kenangan Dari Sekolah Kepada Kami Para Pengurus Lama |
Tawa Bahagia, Selepas Sertijab di Hadapan Wali Murid Yang Hadir. Terimakasih Untuk Semuanya |
Add caption |
Bukan Hijabnya yang Jadi Kenangan, Tapi Kesan, Pengalaman dan Ilmu Berharga Yang Tidak Bisa Saya Dapatkan Dari Organisasi Lain Yang Saya Ikuti Selama Ini |
Tak lupa kepada Bapak Ketua dan Bu Bend yang sudah jadi tim yang hebat selama ini, hingga membuat kami bertiga seperti kakak adek, memanggil nama asli dan candaan di grup kecil yang bernama "Pengurus Inti Komite" Banyak manfaat yang bisa saya dapatkan selama menjadi pengurus komite. Banyak pelajaran mahal yang saya rasakan di organisasi penting ini.
Moment Saat Kami Bertiga Rapat Bersama Kepsek dan mewakili ortu menghadiri nikahan staff TU Sekolah |
****
Adapun Manfaat menjadi komite atau pengurus korlas sekolah menurut versi saya adalah :
- Bisa bersosialisasi dengan penghuni sekolah dengan baik, mulai dari pihak sekolah maupun pihak sesama walimurid
- Belajar membuat mental kita menjadi kuat dengan banyaknya kritikan
- Mencoba menyelesaikan setiap masalah yang masuk dengan kehati-hatian dan menelaah dalam 2 sudut pandang supaya terdapat keseimbangan antara kepentingan sekolah dengan kepentingan sesama walimurid lainnya
- Belajar membuat kebijakan untuk banyak orang demi kebaikan bersama
- Menjadi penengah dalam setiap permasalahan yang terjadi antara orangtua dengan walimurid
- Memiliki relasi lebih luas dalam segala hal yang menjadi kebutuhan organisasi seperti pihak fotografer, vendor gedung, pendongeng, percetakan, narasumber acara dll
- Menjadi sarana Belajar untuk jadi pemimpin yang baik dengan belajar mengenal banyak karakter orang lain
- Mendapatkan pengalaman dan ilmu yang tidak ternilai selama menjabat sebagai pengurus komite sekolah
- Menjadi manusia yang bermanfaat di dalam kehidupan yang cuma sekali ini
- Akan menjadikan ladang amal dari keikhlasan diri dalam melaksanakan setiap kegiatan, mengingat kegiatan tersebut berhubungan dengan banyak murid dan dilakukan demi kebaikan
Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisanfebri yang lagi curhat panjang dan lebar di kisah ini. Semoga bermanfaat dan bisa menginspirasi teman-teman di luar sana bahwa ikut organisasi memang capek dan melelahkan, tapi akan terasa menyenangkan selama kita bahagia dan menikmatinya.
Karena kalau bukan kita yang peduli dan mau berbuat andil untuk kemajuan sekolah atau organisasi apapun yang kita ikuti, siapa lagi dan kapan lagi?? Yukk Bismillah karena Allah dalam melakukan setiap kegiatan yang positif dan membawa banyak manfaat untuk banyak orang.
Karena kalau bukan kita yang peduli dan mau berbuat andil untuk kemajuan sekolah atau organisasi apapun yang kita ikuti, siapa lagi dan kapan lagi?? Yukk Bismillah karena Allah dalam melakukan setiap kegiatan yang positif dan membawa banyak manfaat untuk banyak orang.
Komentar