Apalagi jika teman- teman atau pasangan atau orang terdekat mengalami hal serupa seperti saya dimana saat kehamilan memiliki sedikit kendala yang setelah diperiksa barulah ketahuan penyakitnya yaitu POLIP.
Mungkin bagi yang belum tahu apa itu polip, baiklah akan saya berikan gambaran singkatnya ya. Disimak kuy, Polip adalah pertumbuhan jaringan kecil yang biasanya bersifat jinak (non kanker), namun juga bisa berupa ganas (kanker) hanya pada kasus yang langka.
Nah, sebenarnya penyakit Polip ini bisa menyerang setiap wanita yang berusia 20 tahun ke atas, menjelang menoupaose, dan wanita yang sedang mengalami masa kehamilan (btw saat polip diangkat, usia kandungan saya 25 week) untuk penyebab pastinya memang belum diketahui, namun wanita yang memiliki kadar hormon esterogen yang tinggi sangat rentan dengan adanya polip ini, termasuk dengan wanita yang sedang hamil.
Nah, sebenarnya penyakit Polip ini bisa menyerang setiap wanita yang berusia 20 tahun ke atas, menjelang menoupaose, dan wanita yang sedang mengalami masa kehamilan (btw saat polip diangkat, usia kandungan saya 25 week) untuk penyebab pastinya memang belum diketahui, namun wanita yang memiliki kadar hormon esterogen yang tinggi sangat rentan dengan adanya polip ini, termasuk dengan wanita yang sedang hamil.
AWAL TERKENA POLIP SERVIKS
Sebenarnya, diri saya mengetahui terserang Polip Rahim saat saya tiba-tiba merasakan jalan lahir terasa bengkak dan membesar saat membasuh selesai buang air kecil. Nah, karena penasaran saya intip dari balik cermin dan ternyata di situ saya menemukan ada sesuatu yang menempel berbentuk seperti hati ayam berwarna merah yang keluar menonjol.
Tidak terasa sakit memang, hanya saja sebagai wanita yang sedang mengalami masa kehamilan, sungguh panik luar biasa yang saya rasakan (kejadian hari Rabu tanggal 9 Oktober 2019 siang).
Sorenya langsung saya periksakan ke bidan dekat rumah , dan katanya hilang alias tidak ada. Saya pun bersyukur, dan berulang kali mengucap hamdalah karena kehamilan saya baik-baik saja. Ehh 3 hari berikutnya, tepat di hari Sabtu tanggal 12 Oktober 2019 gejala yang sama persis terulang kembali.Kali ini, tanpa menunggu lagi, langsung saya bawa ke bidan untuk dilakukan observasi medis. Namun bidan langsung merujuk ke SPOG untuk tindakan medis selanjutnya.
Ibu Menemani Saya Saat Periksa Kontrol Kehamilan Di RSIA Muhammadiyah Cipondoh |
PROSES PENGANGKATAN POLIP
Nah, begitu antrian saya dipanggil langsung saya sampaikan keluhan aneh ini pada dr Oetomo SPOG, M.Kes yang saat itu ada jam praktek malam. Begitu dilihat langsung saat itu juga diadakan "operasi atau tindakan kecil pengangkatan Polip rahim" prosesnya berlangsung sekitar 45 menit dengan didampingi oleh 2 perawat yang ikut membantu proses eksekusinya.
Perawat pertama bertugas memberi bantuan tambahan cahaya senter, sementara perawat kedua memegang paha saya supaya tetap terjaga untuk terbuka dengan lebarnya. Benar saja, tanpa ada suntik bius kuretase itu pun dilakukan dengan sangat santai oleh dokter yang juga punya klinik kehamilan sendiri ini. Sambil ngobrol beliaupun bekerja dengan lihainya.
Saya??? deg deg an tetap meskipun tidak terasa sakit, hanya khawatir pada kondisi si jabang bayi dalam perut ini yang takut kenapa kenapa, padahal kata dokternya juga masih sekitar 5 cm lagi jaraknya ke tempat bayi bertengger.
Akhirnya begitu selesai, saya pun langsung paham bahwa bentuk polip sendiri memanjang menyerupai usus ayam berwarna merah hati. Ada sekitar 7 cm polip yang ada di dalam mulut rahim saya.
Masih tersisa sedikit sekitar 1 cm di dalamnya, karena dr Oetomo tidak mungkin melakukan pengangkatan sampai bersih mengingat posisinya dikhawatirkan akan menyebabkan timbulnya kontraksi dini bagi kehamilan saya.
"Jadi sisanya kita berantas pakai obat ya Pak, atau jika belum keluar juga...saat proses persalinan nanti juga insyaallah akan terdorong keluar" ungkap dokter ramah itu kepada suami saya yang sedari tadi terhalang oleh gorden pemisah saat proses pengangkatan itu dilakukan. Dan tunggu seminggu hasilnya akan dilakukan observasi di laboratorium untuk mengetahui jenis polipnya termasuk jinak atau ganas. (syeremmm kann -_-).
"Ohhh jadi ini namanya Polip ya dok?" tanya saya, sekaligus disusul dengan pertanyaan saya yang lain. Btw tak kenal, maka tak sayang. Yuk kita kenalan dengan ciri-ciri gejala polip serviks :
- Adanya pendarahan pasca menoupause ataupun di waktu dua siklus menstruasi
- Perdarahan setelah melakukan hubungan suami istri
- Volume menstruasi yang lebih banyak dari biasanya
- Keluarnya cairan vagina yang berwarna putih atau kuning akibat dari inveksi
- Sulit mengalami kehamilan (invertilitas)
Di antara gejala polip di atas hanya nomor 5 dan 4 yang saya rasakan gejalanya. Sisanya ga terjadi, ehh tapi tetep waspada ya teman-teman mengingat ada juga polip yang tidak memiliki gejala apapun.
Yukk lanjutin curhatnya, nah setelah proses kuret itu dilakukan, proses selanjutnya pun masih diteruskan dengan USG transvaginal juga USG 4D diatas perut. USG transvaginal sendiri dilakukan untuk melihat apakah masih ada polip yang tersisa di dalam dan untuk menunjukkan kepada saya bahwa sudah tidak ada lagi darah yang keluar.
Sementara dr Oetomo melanjutkan USG 4D untuk melihat kondisi janin saya yang kala itu berusia sekitar 25 week. Selanjutnya dokter yang bekerja tanpa menggunakan jas putih kebesarannya itu menjelaskan detail dan rinci kondisi janin saat itu, pasca dilakukan kuretase pengangkatan polip rahim.
Sementara dr Oetomo melanjutkan USG 4D untuk melihat kondisi janin saya yang kala itu berusia sekitar 25 week. Selanjutnya dokter yang bekerja tanpa menggunakan jas putih kebesarannya itu menjelaskan detail dan rinci kondisi janin saat itu, pasca dilakukan kuretase pengangkatan polip rahim.
JANGAN CEMAS YA
"Kasus seperti ini memang langka, terakhir 4 tahunan lalu saya mengadakan tindakan untuk kasus serupa dan hamilnya malah lebih besar pula" Kata dr Oetomo. Banyak syukur "Alhamdulilah, janin saya baik - baik saja di dalam" ujar saya kala itu. Mendengar penjelasan dari dokter pun saya merasa sangat lega dan sudah tidak perlu was was lagi atas keberlangsungan kehamilan ketiga saya ini.
"Kasus seperti ini memang langka, terakhir 4 tahunan lalu saya mengadakan tindakan untuk kasus serupa dan hamilnya malah lebih besar pula" Kata dr Oetomo. Banyak syukur "Alhamdulilah, janin saya baik - baik saja di dalam" ujar saya kala itu. Mendengar penjelasan dari dokter pun saya merasa sangat lega dan sudah tidak perlu was was lagi atas keberlangsungan kehamilan ketiga saya ini.
Setelah mengucapkan terimakasih, segera saya dan suami menuju meja kasir sambil harap-harap cemas apakah cukup uang yang saya bawa malam Itu. BPJS??? Hemm memakainya pun hanya sekali saat cek lab di puskesmas kapan hari. Jadi belum familiar menggunakannya, karena memang mikirnya harus buru buru ke SPOG saat itu juga.
Jreng.....jreng....kata mbak kasir yang inputnya kelamaan ada mungkin 10an menit sampai bikin kami deg deg an. "Semua totalnya Rp 3.700.000 ya Bu, sudah termasuk tes lab nya sekalian" (Biaya bisa berbeda di setiap kebijakan manajemen RS).
Sebelum beranjak pulang pun saya masih membawa oleh oleh 4 pak obat yang harus rutin diminum, bahkan ada 2 jenis obat yang harus dihabiskan. Obat pendarahan hanya diminum jika di rumah saya mengalami pendarahan saja.
Yess benar saja uang di dompet suami tidak mencapi kuota, akhirnya doi cuss ke atm karena RS ini tidak menyiapkan mesin EDC untuk kartu debit (hemm jaman giniiiii,harusnya dimudahkan ya pasien dalam membayar). Tak apalah batin dia, yang penting calon anak dan istrinya sehat.
Sepulangnya kami dari RSIA Muhammadiyah, banyak mengucap syukur meskipun mengalami kehamilan dengan polip leher rahim namun masih saja bisa hamil. Padahal dokternya sendiri saksi jika sperma bisa menembus ke dalam rahim dengan kondisi leher rahim berpolip seperti ini.
"Ini semua kuasa Allah Bu, karena secara medis sudah pasti susah untuk terjadi kehamilan" ucap dokter kala itu. Dalam hati "iya juga ya, pantes kog saya tidak kunjung hamil juga meskipun anak ke dua sudah berumur 8 tahun padahal sama sekali ga pernah pakai KB"
Jreng.....jreng....kata mbak kasir yang inputnya kelamaan ada mungkin 10an menit sampai bikin kami deg deg an. "Semua totalnya Rp 3.700.000 ya Bu, sudah termasuk tes lab nya sekalian" (Biaya bisa berbeda di setiap kebijakan manajemen RS).
Sebelum beranjak pulang pun saya masih membawa oleh oleh 4 pak obat yang harus rutin diminum, bahkan ada 2 jenis obat yang harus dihabiskan. Obat pendarahan hanya diminum jika di rumah saya mengalami pendarahan saja.
"Ini semua kuasa Allah Bu, karena secara medis sudah pasti susah untuk terjadi kehamilan" ucap dokter kala itu. Dalam hati "iya juga ya, pantes kog saya tidak kunjung hamil juga meskipun anak ke dua sudah berumur 8 tahun padahal sama sekali ga pernah pakai KB"
Komentar
Syukurlah langsung ditangani dokter ya mbak. 45 menit rasanya kayak gimana, heuheu wes pokoke sampai lahir sehat lengkap.
Kalau aku sempat susah hamil soalnya ada miom. Eh waktu hamil malah ga kelihatan miomnya di rahim. Alhamdulillah hilang dewe.
Ku tunggu cerita melahirkanmu yoo
Keluhan aku adanya flek di luar period menstruasi, jadi sering flek sebelum mens, baru keluar haidnya 3 hari nanti lanjut flek lagi begitu terus
Mba waktu tindakan seperti apa rasanya? Sakit kah?