Tulisanfebri 244
RENUNGAN 15 TAHUN SILAM
Saat menulis ini, saya masih ingat bagaimana suasan riwehnya hari pernikahan 15 tahun lalu. Tepat di tanggal 29 Januari 2006, dimana acara nikah diawali dengan siraman pagi hari nya, kemudian sore hari melangsungkan acara lamaran dan malam hari selepas waktu Isya mengawali prosesi akad nikah di masjid Sunan Bonang. Tempat ibadah yang penuh cerita kecil dari seorang Rachma yang menghabiskan waktu remajanya menjadi remas dan juga anggota muda mudi / karang taruna di wilayah Rt 05/02 Arjosari Malang.
Tak lupa pula, untuk mengundang bapak-bapak tetangga pada acara walimahan ursy yang menjadi suatu kewajiban di lingkungan saya dan tempat banyak orang pastinya. Lelah??? pasti.
Belum lagi keesokan harinya saya harus bangun sebelum subuh dan bersiap didandanin menjadi pengantin dengan menggunakan baju khas Jawa. Saat itu pengantin muslim belum happening seperti sekarang ya. Makanya dulu saya mengakali dengan melihat referensi contoh model yang saya modifikasi dari sebuah majalah pengantin ternama di masanya.
Berat?? iya dong bajunya aja ganti sampai 3x, bahkan tamu tak juga habis - habis datang dari pagi hingga malam hari dengan ditutup oleh hujan deras yang menjadi ciri khas hari raya Imlek berbarengan pada waktu yang sama, tepat di hari yang sama dengan tanggal pernikahan saya.
Apalagi ditambah drama dari seorang mantan yang telah menemani saya 2 tahun sepanjang menyandang status seorang mahasiswi di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya di tahun 2003. Tangisan dari seorang lelaki yang terluka karena kepergian orang yang dicintai menyanding dengan seorang pria yang belum lama dikenal oleh mantan kekasihnya (hahaha duh kalau ingat ini saya pengen ketawa lebar aja udah macam sinetron televisi ikan terbang).
Btw saya menikah di kenaikan semester 5 menuju ke 6 ya, di saat kuliah pun belum selesai. Dan saya selesaikan 1 tahun LDR antara Tangerang - Malang, karena suami sudah berdinas di kota Cisadane ini.
Tapi kita harus percaya bahwa Tuhan tidak akan salah dalam memberikan jodoh. Orang yang terbaik menurut kita belum tentu tepat di hadapanNya. Jadi kita pasti akan diberikan seseorang yang sesuai dengan kebutuhan pastinya bukan sekedar keinginan.
TIGA KEBAHAGIAAN DALAM SEBUAH HARAPAN
Perlahan tapi pasti, hari hari yang saya jalani kian berasa cepat sekali. Tanpa rasa mencintai hingga akhirnya perasaan itu tumbuh seiring dengan kedekatan saya dan suami sebagai seorang pasutri. Bullshit banget jika di luar sana mereka yang menganut pacaran bilang bahwa, kalau belum kenal bagaimana menikahnya? Preeettt ngomonglah sama ember, karena banyak kog pasangan yang juga akhirnya bisa saling mencintai dan menyayangi setelah pernikahan itu terjadi.
Yapp, saya menuliskan ini bukan untuk mengenang masa lalu yang kelam. Namun untuk tersenyum saat saya harus menoleh ke belakang. Saat dimana saya menangis, terluka, bersedih, bahkan saat dimana saya bahagia, tersenyum dan gembira. Semua rasa itu campur aduk menjadi satu dalam linangan air mata dalam cinta.
Memiliki suami yang bertanggung jawab dan setia itu sudah cukup bagi saya yang terlalu banyak mengeluh ini. Semakin kesini membuat saya bertambah keyakinan bahwa Allah tidak pernah salah dalam memilihkan pasangan untuk seseorang.
GAVINO, JOVANO dan DEVINA adalah tiga nama yang membuat hari kami berdua semakin penuh warna. Tiga kebahagiaan ini lah yang membuat kami semakin menguatkan. Ketiganya lah yang selalu mengingatkan kami berdua untuk senantiasa menahan ego dan amarah. Kakak beradik itulah yang secara tidak langsung, membuat kami tahan terhadap segala macam cobaan yang menerpa bahtera kapal Imam Nurhadi.
Tak ada yang pantas bisa saya haturkan padaMu ya Robb selain ucapan syukur penuh haru atas nikmat 15 tahun ini. Memiliki 3 buah hati dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Belum ditambah lagi dengan memiliki 1 aset rumah kost-kost an di kota Malang yang menjadi sumber pemasukan rumah tangga kami setiap tahunnya (tidak termasuk rumah dengan posisi hook berluas tanah 120 meter persegi yang sekarang menjadi peneduh di kala hujan dan panas).
Cukup, jadikanlah kami kaum yang selalu bersyukur atas nikmat dan karuniaMu. Terimakasih untuk 15 tahun ini, semoga Engkau selalu memberkahi dan meridhoi di setiap langkah kehidupan kami menjalankan amanahMu menjadikan kami sebagai seorang hamba.
15 tahun yang istimewa ini biarlah kami datang memelukMu dengan segala kerendahan hati supaya Engkau selalu meridhoi setiap langkah kehidupan kami. Terimakasih atas cerita suka dan duka yang Engkau sematkan pada keseharian kami.
Semoga kami tetap menjadi pemegang 3 amanahMu dengan sebaik mungkin hingga Engkau berkata cukup. Karena sesungguhnya mereka bertigalah yang kelak akan menjadi harapan dan aset kami yang sesunguhnya saat menghadapMu kembali di suatu hari nanti. Terimakasih untuk TIGA KEBAHAGIAAN YANG SEMPURNA, DALAM LIMA BELAS TAHUN YANG ISTIMEWA ini.
Komentar
hihi ... ternyata dirimu nikah waktu masih jadi anak kuliahan dan tanpa kelamaan pacaran
eh itu gimana si mantan? dia kehujanan waktu datang di kondangan apa gimana? *ngajak dibahas
barakallahu fiikum, kak..
Semoga Allah jaga kebahagiaan ini selalu.
Penuh syukur dan haru kalau mengingat perjuangan zaman dulu yaa, kak..