tulisanfebri245
Well ga berasa Mas Gavino udah kelas 6 aja di tahun ini, yang artinya dia akan lulus sebentar lagi meninggalkan seragam merah putih yang jadi warna kebeserannya selaku anak SD. Nah, sudah lama mas Gavino kami arahkan untuk memilih pondok pesantren sebagai kelanjutan dari pendidikannya di tingkat SMP.
Akhirnya saya dan suami memutuskan untuk memilih Sekolah Progresif Bumi Sholawat Sidoarjo, sebagai harapan selanjutnya dalam membantu mengarahkan pendidikan agama dan akademik anak yang suaranya udah mulai nge"bass" ini. Semakin mantap setelah berselancar di dunia maya mencari info seputar sekolah yang didirikan dan diasuh oleh Gus Ali, salah satu ulama kenamaan di Jawa Timur.
Awal tahunya dari guru les mas Gav yang memang asli dari Sidoarjo dan mendapatkan referensi dari salah satu temannya yang adeknya bersekolah di situ. Ahirnya di bulan Desember pun kami niat pulang ke Malang demi survey sekolah yang megah ini. Meskipun pada ujungnya hanya bisa memandang dari sudut jalan saja, karena dilarang masuk bagi tamu di masa pandemi ini, termasuk wali santri untuk mengantisipasi penyebaran covid 19.
PROSES PENDAFTARAN
Yuhuu tanpa berasa sudah masuk bulan November, yang berarti mas Gavino harus mulai melakukan proses pendaftaran sebagai salah satu bentuk usaha supaya diterima sebagai calon santri yang akan datang di 2021/2022.
Pembelian formulir pun saya beli secara online seharga Rp 500.000 yang saya dapatkan dari web nya dengan mengisi data pada link google form yang sudah tersedia. Pembayaran secara otomatis akan dilakukan melalui VA (virtual account) ke bank BNI atas nama peserta didik yaitu Gavino Rafli Akbar.
Maka secara otomatis kita akan diminta menunggu ujian secara online pada gelombang 1 di tanggal 3 Januari 2021. Tidak lama setelah waktu pendaftaran berakhir, saya pun di add ke dalam grup whatsapp besar yang telah berisi full sejumlah kapasitas member grup WA. Oia grupnya dikunci ya, hanya bersifat 1 arah saja sebagai informasi lanjutan untuk proses penerimaan santri baru di Bumi Sholawat.
Tidak lama menjelang beberapa minggu sebelum ujian dimulai, saya mendapatkan japri dari salah seorang guru PSB yaitu Ustdzah Hermin. Nah, setelah memperkenalkan diri, beliau menginformasikan kepada saya bahwa akan dibentuk grup kecil yang berisi 10 orang calon walisantri sesuai dengan abjad calon santri putra. Oke, saatnya nomor suami yang saya daftarkan pada grup kecil itu, supaya bisa terus memantau perkembangan calon sekolah anaknya.
Sumber : Brosur Digital Bumi Sholawat |
Semua informasi ujian masuk online itu saya dapatkan dari Ustadzah Hermin yang menanggapi dengan ramah dan fast respon baik yang ditanyakan dalam grup ataupun pribadi. Beberapa hari sebelum ujian dimulai, Ustadzah Hermin meminta kami untuk menyetorkan nama anak dan alamat email dengan nama anak yang akan digunakan untuk pengiriman soal ujian nanti.
HARI UJIAN TIBA
Sehari sebelum ujian, tepatnya pada hari Sabtu pagi pukul 08.00 WIB pada 2 Januari 2021. Mas Gav bersama Ayah Imam mengikuti trial atau simulasi ujian dengan harapan panitia adalah anak-anak akan bisa membayangkan bagaimana situasi dan kondisi yang akan mereka hadapi saat hari H besok Minggu. Termasuk dengan proses pengiriman soal yang dikirimkan kepada calon santri melalui email yang telah didaftarkan ke grup kecilnya.
Hari ujian yang dinantikan pun tiba dengan penuh rasa was-was, Mas Gav pun sudah duduk di depan laptop pukul 07.30 tepat setengah jam sebelum ujian online dimulai. Harus didampingi oleh salah satu orangtua dan terlihat oleh kamera zoom yang wajib dinyalakan dan diawasi oleh puluhan guru-guru yang disulap menjadi panitia PSB online.
Sebagai orangtua saya berharap bahwa, anak saya akan mengerjakan dengan maksimal sesuai dengan semua kemampuannya. Ujian pun dilakukan selama 90 menit, dengan didampingi Ayah Imam yang ikut standbye di depan laptop tanpa boleh melakukan aktifitas apapun selain berdiam diri dan terlihat di layar zoom keduanya tanpa ada obrolan atau gerakan, benar-benar situasi yang menegangkan.
Belum selesai sampai disini, ujian tulis yang dinyatakan 90 menit itu pun masih harus dilanjutkan di siang harinya dengan video call oleh salah satu ustadzah yang bertugas melakukan test wawancara terkait kepribadian dan minat dari mas Gav selaku calon wali santri.
Yess serentetan pertanyaanpun bisa dijawab dengan cepat oleh anak yang suaranya mulai ngebass ini. Beruntung dia nampak antusias, semangat dan PD dalam menjawab pertanyaan seputar pengetahuan umum, sosial, psikologis dan kepribadian ini.
Sepertinya mas Gav terkesan dengan gurunya yang ramah banget sedari awal saat melakukan panggilan video call itu. Tak ada rasa gugup meskipun dia diminta menghadap ke tembok dan tidak boleh mendengarkan arahan dari siapapun selain Ustadzah Mila yang menjadi pewawancaranya.
PENGUMUMAN DONG
PROSES ADMINISTRASI
Ketika dinyatakan diterima, maka kitta pun harus segera melakukan proses pembayaran yang telah disiapkan melalui kode virtual account Bank Negara Indonesia atas nama calon santri, demi kenyaman dan kepastian untuk diterima secara resmi.
- DPP / SPP : Rp 2.000.000 (biaya ini yang kedepan akan menjadi besaran SPP tiap bulannya sudah termasuk biaya sekolah, diniyah, asrama, makan, laundry)
- Kegiatan : Rp 6.000.000 (Biaya ini akan diterapkan setiap kali kenaikan kelas)
- Infak : Rp 15.000.000 (hanya dibayarkan 1x di awal masuk menjadi santri)
Komentar
usianya sm nih berarti sm anak ke duaku, ka zaha yg tahun ini kelas 6.
sayangnya Ka Zaha blom mau sekolah jauh dari orang tua, jd kami masih cari sekolah di sekitar rumah mungkin ke sekolah kakaknya.
pdhal dah dirayu2 ...katanya kalaupun maunanti aja pas SMA
Anak sholeh, wah abis milad ya bln lalu. Met milad ya mas, barakallah fii umrik.
Gus Gavin.. masya Allah.
Semoga lancar ya menempuh pendidikan nya disana, dan segala ilmunya bisa bermanfaat bagi orang-orang maupun lingkungan sekitar
Turut senang atas kelolosan ananda.
semoga lancar segala sesuatunya hingga mulai ajaran baru bahkan hingga kelulusan :)
Selamat yaa, mas Gav. Semoga Allah mudahkan dalam menuntut ilmu syari yang diwajibkan bagis seluruh umat muslim.
Semoga mas Gav bisa meraih cita-citanya melalui ponpes ini, jadi muslim yang taat dan berguna bagi sesama, aamiin.
mak kalau ke jawa timur mampir ke akuuu
semoga lancar nyantrinya yo kaka <3
masih ada anak zaman sekarang yang mau mondok
jauh jauh lagi, btw aku yg tinggal di sidoarjo baru dgr tentang pesantren ini.duhh kemana aja aku
Keren iih Mas Gav bisa lolos seleksi. Kadang kita suka mikir aah tes formalitas doang, tapi nyatanya ada yg ga lolos juga kan. Macam Abang juga gitu yang ga di lulusin ada hampir sepertiga dr yg lulus.
Semoga Mas Gav makin sholeh yaa belajar di pesantren dan jadi kebanggaan mama papa. Aamiin