Tulisanfebri259
OGAH IMUNISASI , FAKTA YANG BERMUNCULAN DI MASYARAKAT
"Mom, hayuu ke Posyandu. Mumpung ada bu bidan bisa sekalian imunisasi gratis lho!" ajak saya kepada salah seorang tetangga kompleks. Ibu tiga anak ini pun langsung nyahut "Gak Ah, kakak2nya yang dua juga ga pernah imunisasi kog sedari bayi....dan sehat-sehat aja smpai sekarang. Aku ga mau anakku diimunisasi" Sekuat apapun saya menjelaskan betapa pentingnya imunisasi pada anak, tetap tidak berubah pendiriannya untuk menjadi tim yang ogah imunisasi.
Ada lagi jawaban saat saya mengajak seorang ibu muda dengan 3 anaknya. "Sama Mas (baca: suami) ga dibolehin imunisasi mbak, soalnya ada keponakan Mas di Jawa yang meninggal karena badannya demam dan akhirnya di bawa ke RS kemudian meninggal setelah kemaren paginya diimunisasi bu bidan" saat itu pula ingin saya rasanya memberikan briefing seputar kebenaran imunisasi kepada mas suami tetangga sebelah yang merupakan pasangan muda sukses ini.
Masih ada juga lho cerita dari ogahnya imunisasi ini, ketika seorang teman yang tingkat pemahaman agamanya bisa dibilang lebih dari saya karena doi rajin mondar mandir datang ke kajian muslim dan kehidupan keluarganya yang terlihat sangat religius. Dia pun langsung menggelengkan kepala dan memberikan dalil agama, juga pertanyaan seputar bahan vaksin yang digunakan untuk imunisasi pada balita di Indonesia. "Sudah halalkah? makanya saya ogah imunisasi buat si dedek sampai sekarang"
Sayapun masih ingat beberapa waktu lalu saat masih menjabat ketua kader Posyandu Kutilang tempat saya bermukim di wilayah RW 02 Kelurahan Poris Plawad Utara Cipondoh Tangerang.
|
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Papua Barat |
Dimana saya dihadapkan dengan banyak fakta yang ada di masyarakat sekitar, bahwa banyak dari mereka yang datang ke Posyandu cuma untuk timbang dan ukur badan saja. Selain itu di bulan Februari dan Agustus minta ikutan diberi vitamin A saja untuk anaknya tanpa bersedia di imunisasi.
Yesss, sudah datang dan sampai ke Posyandu tapi masih ngeyel ogah diimunisasi untuk anaknya. Bahkan bu Bidan dan teman-teman kader pun membujuk tetap saja keukeuh dengan prinsipnya untuk ikutan ogah imunisasi. Meng sedih ya, tapi itulah kenyataan dan fakta yang ada di masyarakat sekitar lho.
Saking penasaran dengan kasus balita tidak diimunisasi saya pun tanya sama si Mbah Google dan menemukan fakta yang membuat saya ga jadi ngantuk haha. Secara ngetiknya ini di jam 2.27 dini hari sambil nunggu waktu sebelum nyiapin sahur.
Well belum sampai browsing jauh mata saya tertuju kepada bekas pencarian orang-orang dengan artikel terkait yang saya inginkan. Dan taraa ini hasilnya saat saya ketikkan "fakta bayi tidak diimunisasi" ternyata banyak juga orang mencari 4 point yang intinya sama yaitu "membenarkan tim ogah imunisasi meskipun dengan bahasa beragam seperti gambar berikut":
Nah, dari sini saja saya langsung paham bahwa di luar sana masih banyak lho orang tua yang ragu untuk memberikan imunisasi pada anak yang sebenarnya itu menjadi kewajiban orangtua dan hak seorang anak yang baru lahir ke dunia ini.
Huft mungkin buat teman-teman yang ga sengaja baca tulisanfebri kali ini, semoga segera berubah haluan ya dari tim yang ogah imunisasi menjadi tim say yess Imunisasi. Jangan sampai kita menambah data yang menyebutkan bahwa berdasarkan catatan Kementrian kesehatan, sekitar 1.714.471 anak di Indonesia tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2019-2021.
FAKTA IMUNISASI LENGKAP DAN SERBA SERBINYA YANG WAJIB KITA TAHU
Tapi di balik masyarakat yang ogah imunisasi lengkap, percayalah masih banyak juga kog dari mereka yang paham betapa pentingnya imunisasi lengkap untuk tumbuh kembang bayi dan balita mereka. Sebenarnya apa sih pengertian imunisasi itu dan bagaimana tujuan sebenarnya ?
Menurut halaman yang saya lansir dari kementrian kesehatan menyebutkan bahwa Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh atau bagian-bagian dari bakteri (virus) yang telah dimodifikasi.
Nah, vaksin sendiri dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau diminum (oral). Tentunya setelah vaksin dimasukkan ke dalam tubuh, maka sistem pertahanan tubuh akan bereaksi membentuk antibodi. Reaksi ini sama seperti jika tubuh kemasukan virus atau bakteri yang sesungguhnya, sehingga akan membentuk imunitas terhadap jenis virus atau bakteri tersebut.
Tentunya jarak antar imunisasi itupun harus dilakukan dalam kurun waktu yang telah ditentukan oleh standart WHO untuk meningkatkan kekebalan atas suatu penyakit pada anak yang diharapkan dapat menurunkan resiko penyakit atau meninggal dunia.
Lalu jenis imunisasi apa saja sih? dan umur berapa harus dijalani oleh anak kita? Simak ya ulasan berikut yang masih merujuk pada halaman web yang sama milik Kementrian Kesehatan RI yang disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemkes. Dimana menyebutkan bahwa imunisasi lengkap terdiri dari :
|
Sumber Gambar : Twitter @unicefIndonesia |
1. Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi usia 0-11 bulan :
a. HB0 (Hepatitis Nol) 1 dosis
b. BCG 1 dosis
c. DPT-HB-Hib 3 dosis
d. Polio suntik (OPV) 4 dosis
e. Polio suntik (IPV)1 dosis
f. Campak Rubela 1 dosis
2. Imunisasi Lanjutan Baduta (Bawah Usia Dua Tahun) untuk anak usia 18-24 bulan :
a. DPT-HB-Hib 1 dosis
b. Campak rubela 1 dosis
3. Imunisasi Lanjutan Anak Sekolah Dasar / sederajat pada program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
a. Campak Rubela dan DT pada anak kelas 1
b. DT pada anak kelas 2 dan 5
VARIAN IMUNISASI DAN KEGUNAANNYA
Seperti yang kita tahu, imunisasi itu bervariasi nama dan juga fungsinya untuk tubuh. Yuk kita kenalan apa saja sih jenis imunisasinya dan tujuannya.
- Vaksin Hepatitis B (HB) ini diberikan untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang dapat menyebabkan pengerasan hati dan kegagalan fungsi hati dan kanker hati.
- Vaksin BCG diberikan dengan tujuan untuk mencegah penyakit tuberkulosis
- Vaksin Polio tetes diberikan dengan tujuan untuk mencegah lumpuh layu, imunisasi polio suntik diberikan dengan tujuan menyempurnakan kekebalan yang terbentuk
- Imunisasi campak diberikan untuk mencegah penyakit campak yang dapat mengakibatkan radang paru berat (pneumonia) diare atau penyakit yang menyerang otak.
- Imunisasi MR diberikan untuk mencegah penyakit campak sekaligus rubella yang merupakan penyakit ringan yang apabila menular ke ibu hamil dapat mengakibatkan keguguran atau bayi yang dilahirkan menderita cacat bawaan seperti tuli, katarak dan gangguan jantung bawaan.
- DPT -HB-HIB diberikan guna mencegah 6 penyakit yaitu Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta pneumonia (radang paru) dan meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan inveksi kuman Hib.
PENGALAMAN MENJALANI IMUNISASI LENGKAP UNTUK TIGA ANAK
Nah, bagaimana jika ada waktu yang tertunda atau lewat dari durasi waktu yang ditetapkan? Tenang dong, karena masih bisa dikejar atau diberikan lho, tentunya dengan berkonsultasi pada tenaga medis yang akan menangani. Baik itu tenaga bidan yang ada di Posyandu, Puskesmas atau praktek bidan / klinik/ rumah sakit swasta terlebih dahulu.
Pastinya kualitas vaksin yang diberikan oleh pihak swasta pun akan sama dengan vaksin yang diberikan oleh pemerintah melalui bidan Puskesmas, ataupun posyandu. Emm jadi ingat dulu saat mas Gavino kecil, karena baru memiliki anak pertama maunya selalu memberi yang terbaik untuk buah hati.
Setiap imunisasi saya lakukan di RS Swasta dengan dokter spesialis anak, karena berharap anak tidak demam setelah diimunisasi. Next, anak kedua mas Jovano, saya coba saja imunisasi ke bidan praktek swasta dekat rumah yang tentunya harganya berbeda jauh dengan imunisasi yang dilakukan di Dokter anak swasta. Karena mikir praktisnya dekat rumah dan masih berharap semoga setelah vaksin tidak demam.
Giliran anak ketiga, si adek Devina semua imunisasi lengkap saya lakukan di Posyandu yang bener-bener gratis tanpa dipungut biaya. Hanya imunisasi Hepatitis 0 yang saya lakukan di RS Swasta tempat lahiran sebagai syarat untuk ijin pulang sesaat setelah melahirkan.
Dari ketiga tempat imunisasi yang berbeda, saya melihat ternyata vaksin yang disuntikkan pun sama untuk ketiga anak saya. Dan ketakutan untuk anak setelah diimunisasi akan demam ternyata tidak terjadi sama sekali lho, meskipun dilakukan pada tiga type tempat yang berbeda.
Dari dokter spesialis anak di tahun 2009, praktek bidan swasta di tahun 2012 dan yang terbaru imunisasi di Posyandu tahun 2020 semua memiliki efek yang sama yaitu anak semakin kuat dan tidak gampang sakit.
Jadi, mitos yang menyebutkan vaksin membuat anak demam dan meninggal pun patah dan terbantahkan dengan pengalaman yang saya jalani sendiri. Asal pastikan kondisi anak benar-benar sehat saat akan diimunisasi, insyaallah semua akan aman terkendali kog termasuk dengan ketiga buah hati saya yang telah diimunisasi lengkap dan lanjutan.
Jadi gimana? masih malas jalan untuk mengimunisasi si kecil? Yuk ah yuk gasskeun demi masa depan buah hati. Kita berikan imunisasi untuk menjaga daya tahan tubuh supaya tidak gampang sakit. Dan berikan imunisasi kepada si kecil karena memang menjadi hak untuk tumbuh kembangnya.
Mau lebih simple dan gratis? tinggal datang ke Posyandu terdekat dan ikutin deh jadwal imunisasi sesuai dengan anjuran Bidan seperti video yang direkam saat saya menjabat menjadi ketua kader Posyandu di bawah ini (cek di menit ke 1.48) betapa orang yang masih ingin sehat dengan imunisasi pergi ke Posyandu tanpa ragu dan penuh kebahagiaan.
Bahkan saking pentingnya Imunisasi, dicanangkanlah pekan imunisasi dunia yang jatuh di pekan keempat pada bulan April untuk selalu mengingatkan betapa pentingnya imunisasi untuk si kecil di seluruh dunia.
ANAK BEBAS COVID 19 DENGAN IMUNISASI
Apalagi di musim pandemi seperti saat ini, dengan melakukan imunisasi lengkap dan lanjutan pada anak, maka akan membantu proses menurunnya tingkat penularan pasien Covid 19 yang menyerang anak. Karena anak sudah terlindungi dengan baik sehingga memiliki daya tahan tubuh yang kuat sehingga mampu menyelamatkan nyawa dan menciptakan masa depan yang lebih sehat, aman dan sejahtera
Bahkan menurut Kompas.com menyebutkan bahwa imunisasi ini diperkirakan pada 2020-2030 akan menyelamatkan lebih dari 32 juta nyawa. Dimana 28 juta di antaranya adalah anak-anak berusia di bawah 5 tahun.
So...selamatkan generasi kita dari pandemi covid 19 dengan imunisasi lengkap dan lanjutan ya. Sebisa mungkin kita ikut mendukung dan mensuport angka kematian dan kelumpuhan pada anak dengan memberikan imunisasi pada buah hati. Stop gerakan ogah imunisasi, supaya tidak menyengsarakan diri sendiri dan keluarga di masa yang akan datang.
|
Sumber Gambar : kemkes.go.id |
Btw jangan lupa untuk seluruh anggota keluarga termasuk Ibu, Bapak, Kakek dan Nenek juga tetep harus vaksin ya untuk mencegah masuknya virus Covid 19 selain juga untuk membantu menjaga daya tahan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu.
Semoga pandemi segera berlalu dan kita semua segera diberikan keleluasan dalam beraktivitas kembali. Stay healty and always happy, dengan imunisasi kita bantu generasi masa depan bangsa untuk sehat dan siap mengabdikan diri di masa yang akan datang.
|
Yuk Ikutan Imunisasi Juga |
Komentar
Buatku imunisasi itu penting, dan aku memilih memberikannya kepada anak-anakku adalah sebagai upayaku melindungi anak-anakku.
Aku ke-3 nya di rs swasta karena sekalian dicover kantor. Cuma pas covid ke klinik dekat rumah yg khusus persalinan, karena pas masih takut2 kan ke rs waktu pandemik mencekam gitu, iya harganya beda dengan rs swasta. Sehat2 ya semuanyaaa^^
Anak-anak saya dulu imunisasi ke rumah bu bidan, bayarnya juga nggak mahal kok. Sebenarnya di posyandu bisa juga sih, tapi di daerah tempat tinggal saya tuh jadwal posyandu setiap hari rabu minggu ke 2. Pas hari kerja, jadi nggak rela aja kalau anak-anak disuntik cuma ditemani ART. Jadinya pilih ke rumah bu bidan aja yang buka praktek sore-malam
Eh pas ada pembagian bansos dll, syaratnya kan harus vaksin dulu tuh,
Apa coba, ia vaksin dong. Demi bisa mendapatkan bansosnya hahaha ....kasihan warganya mau aja dikibulin
apalagi zaman sekarang virus pun ikutan canggih kan ya
penyakit juga modelnya macam-macam
vaksin jadi salah satu ikhtiar kita agar anak2 tetap sehat
Imunisasi lengkap untuk melindungi anak dari serangan penyakit
Karena ada organisasi yang mengampanyekan bahwa imunisasi itu haram.
Huhuu...Jadi banyak berita hoax bertaburan di kehidupan ini. Semoga para Ibu bisa mendapatkan penjelasan yang baik dan mantap memberikan imunisasi bagi putra-putrinya.