Pengalaman Gagal Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Tangerang

 

Cerita gagal membuat paspor bisa main ke kantor Imigrasi I Tangerang (Tulisanfebri275)

PERTAMA KALI DATANG KE KANTOR IMIGRASI 

Jujur,  sama sekali tidak terbersit untuk menjadwalkan diri pergi ke kantor Imigrasi pada hari itu. Semua berjalan wajar seperti rencana semula yaitu, melakukan tugas job pemotretan untuk orderan buku BTS salah satu SMPIT swasta di Tangerang. Kemudian lanjut ke kantor pak su untuk ambil KTP dan otw kantor Samsat Tangerang untuk membayar pajak. 

Sampai akhirnya, motor matic yang saya kendarai melintasi kantor Imigrasi yang cukup besar dan terletak di pinggir jalan utama di Tangerang. Deg, seketika jantung berdetak seakan mengingatkan bahwa saya harus membuat paspor. 

Resolusi akhir tahun 2022 dan harus segera terwujud, supaya tidak ina ini ina ini terus. Akhirnya, karena waktu masih menandakan pukul 14.00 lebih artinya masih jauh dari jam tutup kantor. Setelah sat set bayar pajak motor dari kantor Samsat, saya pun bergegas kembali ke Kantor Imigrasi Non TPI I Kota Tangerang yang beralamat di Jl Taman Makam Pahlawan Taruna no 10 Tangerang untuk membuat paspor. 

"Emang mau pergi kemana Feb kog bikin Paspor?" Emm sedia payung sebelum hujan, jadi jika suatu waktu hujan deras dan lebat datang menghampiri. Insyaallah sudah siap dong dengan payung yang dimiliki. 

Terlebih ada amanat dari klien kesayangan. Dimana akun instagram travel yang menawarkan plesiran ke negara Malaysia dan Singapura yang saya handling, meminta untuk segera menyiapkan paspor. Hati siapa yang tak GR ahahahaha.  

Lanjut...saya pun segera memarkir motor di barisan rapi bersama puluhan "teman-temannya" yapp parkiran penuh banget, baik itu mobil atau motor. Kantor Imigrasi Tangerang ini berdiri sudah cukup lama, tepatnya pada tahun 1998 dengan luas lahan sekitar 5000 meter. (Wowh pantesan saya jalan berasa olahraga genks, ternyata luas juga).

Senangnya lagi, di kantor Imigrasi Kelas I non TPI Tangerang  ini dikelilingi oleh pepohonan yang sudah berumur tua dan sangat rimbun. Sehingga para pengunjung bisa mendapatkan angin segar dan tidak begitu merasa kepanasan. 

Awalnya saya juga bingung dengan istilah kantor Imigrasi TPI dan Non TPI. Ternyata, TPI itu adalah singkatan dari Tempat Pemeriksaan Imigrasi, misalnya untuk akses keluar dan masuk wilayah Indonesia seperti di bandara, pelabuhan laut, pos lintas batas. Sementara kantor Imigrasi Non TPI tidak terdapat pemeriksaan. Tetapi pada sama-sama memiliki pelayanan keimigrasian  yang sama yaitu pelayanan seputar paspor dan juga ijin tinggal bagi WNA. 

Bagi saya pribadi, ini adalah pengalaman pertama mengunjungi kantor Imigrasi. Dengan pede nya saya pun menaiki anak tangga lewat pintu depan. Auto ditanya oleh satpam deh "Ibu, masuknya lewat samping ya. Pelayanan kami ada di belakang" oo secepat kilat sambil balik badan dan nyengir, saya pun meninggalkan halaman pintu utama dengan nuansa warna biru ini. 

Btw, disini juga tersedia jalur untuk kursi roda atau bagi saudara-saudara penyandang disabilitas ya. Jadi ga perlu khawatir, karena kantor Imigrasi  Kelas 1  Non TPI Tangerang ini ramah kepada rekan-rekan yang memiliki kekurangan secara fisik.  Ada jalur tersendiri, berukuran lebih lebar dari kursi roda yang bisa digunakan sebagai fasilitas bagi teman-teman yang membutuhkan(Salutttt). Tempatnya selain bersih juga lumayan asri ya gess. 

Sambil berjalan pandangan sayapun tertuju pada spanduk besar bergambar laki-laki dan perempuan animasi kartun 2 pegawai Imigrasi yang  bertuliskan  :

Selamat datang di zona integritas Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Tangerang. Unit kerja berpredikat Wilayah Bebas  Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani. 

Langkah kaki pun tetap berjalan mengikuti panah yang tertera. Lumayan gampang kog, karena sudah banyak plang arah tujuan didominasi warna biru gelap yang akan menuntun kita dari kegelapan arah atas kantor yang letaknya sangat strategis ini. 

REVIEW KANTOR IMIGRASI TANGERANG (Cerita gagal membuat paspor)

Akhirnya petualang membuat paspor pun bermula disini. Saat saya dari jalan utama belok kiri dan kemudian belok kiri lagi. Bertemulah dengan jalan setapak berukuran lebar sekitar 2 meter. Jalan tersebut terbuat dari konblok berwarna merah dengan tatanan rapi pot di sepanjang kanan kirinya. 

Di sebelah kanan terdapat ruang koperasi, tempat foto kopi dan kantin dengan beberapa pilihan stand makanan yang menjajakan dagangan khusus bagi para pegawai dan tamu  yang datang berkunjung. 

Bersebelahan dengan kantin, saya mendapati masjid yang menjadi sentral peribadatan di sini. Tidak begitu luas, namun terkesan asri yang saya suka. Nah, dari jalan mungil yang menjadi jalur utama para pengunjung mengurus paspor, saya mendapati kepadatan di sudut ruangan dengan suara toa yang beberapa kali terdengar.

Saya pun sudah feeling, "hemm bisa ga ya? bisa ga ya?" saat saya akan masuk pintu dan bertanya kepada security yang bertugas, ternyata diminta terlebih dahulu untuk mengisi formulir dan mengambil kuota secara online. Baiq... misi pun dijalankan. Akhirnya, saya melipir ke kursi yang telah disiapkan untuk para pengunjung. 

Sambil pelan-pelan khawatir salah dalam pengisian. Saya pun perlahan mengisi pertanyaan yang harus dibarengi dengan dokumen pendukung berupa KTP, KK dan buku nikah . Dan taraaaa, semua dokumen tersebut tersedia filenya di HP saya. Akhirnya, proses pemesanan pun saya lakukan. Dan saat memilih kantor tujuan, betapa terkejutnya ketika jatah kuota pelayanan untuk akhir Desember sampai awal tahun sudah habis dan tak bisa dipilih by system. 

Sesuai dengan intruksi pak Satpam yang ramah kek satpam bank BCA ini, saya pun segera menuruti untuk mendownload aplikasi M - Paspor dari Playstore. Yapp, aplikasi berwarna  abu - abu ini menjadi hal utama yang harus kita isi sebelum akhirnya membuat paspor. 

Setelah mengisi data yang panjang kali lebar, saya pun diminta untuk melakukan pembayaran melalui m banking BUMN, kantor pos, teller bank BUMN ataupun Indomaret. Ada jatah waktu sampai 2 jam untuk konfirmasi pelunasan. 

Jika kode billing yang telah kita dapatkan tidak terbayar sesuai jumlah dan waktu yang ditentukan. Maka permohonan pembuatan paspor kita dibatalkan, dan harus mengajukan ulang. Tetapi karena saya merasa data yang saya input masih ada yang belum benar untuk KKnya. Secara saya asal unggah saja, dan lupa jika KK yang saya input adalah KK baru yang aslinya masih keselip kemana huhuhu. 

Akhirnya, saya pun secepat kilat berpamitan kepada pak Satpam untuk kembali pulang dikarenakan dokumen harus disamakan sebagai bahan saat wawancara berlangsung. Baiklah mari balik badan dan segera kembali ke rumah.

Saya berpikir membuat paspor bisa sekali datang, ternyata no gaess. Jadi, saat saya datang, sudah ada beberapa orang yang masuk ke dalam untuk mengantri tersebut ternyata sudah mengajukan permohonan terlebih dahulu sebelumnya lewat aplikasi.

Saya pun baru tahu dari satpam yang bertugas, bahwa kantor Imigrasi Tangerang ini adalah kantor tujuan favorit para pemburu paspor. Secara letaknya strategis dan mudah dijangkau, dekat bandara, dekat jalan tol pula. Tak jauh dari stasiun KRL, sehingga banyak warga Bogor, Depok hingga Bekasi menjatuhkan pilihan dalam membuat paspor di kantor ini. 

Akhirnya dengan berat hari, saya pun memilih untuk pulang dan mendapatkan waktu sampai 2 jam ke depan untuk pembayaran. Tetapi, karena saya merasa dokumen yang berupa kartu keluarga belum pas dengan yang saya unggah, jadi terpaksa saya biarkan agar terhapus otomatis permohonannya. 

Oia  di kantor Imigrasi ini, terdapat beberapa fasilitas seperti :

1. ruang pelayanan WNA 
2. ruang pelayanan WNI 
3. Ruang Pelayanan permohonan Paspor RI 
4. loket pelayanan bagi permohonan perizinan keimigrasian Warga Negara Asing  
5. Ruang Tunggu Pemohon Perizinan Keimigrasian 
6. Ruang Pengambilan Data Biometrik (Scan Dokumen, Foto, sidik Jari dan Wawancara)
7.  Ruang Bendahara/Kasir
8.  Ruang Kerja Pejabat Struktural dan Staf
9. Ruang Rapat
10. Ruang serba guna (Aula)
11. Ruang Arsip
12. Gudang penyimpanan.
13. Ruang pelayanan Berita Acara Pemeriksaan (BAP), 
14. Ruang pengambilan formulir, 
15. Ruang kunjungan Detensi (tempat penampungan sementara warga asing yang terkena tindakan administrasi keimigrasian). 
16. Sentra pelayanan keimigrasian terpadu,
17. Area merokok 
18. Toilet pastinya. 
19. Ada pula ruang sarana dan prasarana olahraga, 
20. Taman dan fasilitas tekhnologi dan informasi. 

Masih dilengkapi dengan kantor teras Bank BRI yang membantu menerima pembayaran dari para pengunjung. Harga paspor biasa Rp 350.000 dan e paspor seharga Rp 650.000. Terdapat pula tempat fotokopi yang pasti dibutuhkan.

Oia kantor Imigrasi Tangerang ini memiliki wilayah kerja : Kota Tangerang  (13 kecamatan), Kabupaten Tangerang (21 Kecamatan) dan wilayah Tangsel (8 kecamatan). Lumayan luas juga wilayahnya, belum lagi ditambah kunjungan dari wilayah Jabodetabek lainnya. "Hemmm, pantesan selalu ramai"

Well segini dulu, cerita gagalnya bikin Paspor di Kantor Imigrasi kelas I non TPI Tangerang. Karena kurang pahamnya informasi terkait pembuatan paspor, saya pun harus mengulang kembali dan mengajukan permohonan yang sama (akan saya tulis di part  cerita paspor berikutnya ya) 

Jika ingin datang ke sini, kalian harus menyiapkan berkas dengan lengkap dan menyelesaikan pendaftaran dan administrasi via aplikasi terlebih dahulu. Supaya tidak sia-sia seperti sore hari yang gabut ini . 

Sekian dari saya, see u di tulisanferi berikutnya.  Untuk menutup tulisan, berikut saya sertakan kontak layanan informasi yang bisa kalian hubungi terkait dengan Kantor Imigrasi kelas 1 non TPI Tangerang. Semoga membantu. 

***

Sumber : www. tangerang.imigrasi.go.id

Artikel kedua setoran minggu ke 1 bulan Januari Blogger Traveller Batch 2